Nyaris terjadi aksi sapu bersih, demikian yang terjadi pada hari terakhir IHRPT – ITB ke 27. Seandainya tim campuran UNJ tak tergelincir pada laga final partai campuran, seluruh gelar dipastikan akan diboyong ke kampus Rawamangun. Sayangnya pada partai final nomor campuran, UNJ yang menguasai penuh jalannya pertandingan terpaksa harus menelan pil pahit akibat regulasi golden goal pada perpanjangan waktu. Secara keseluruhan jalannya partai final antar kedua tim berlangsung menarik, kedua tim membagi angka sama kuat 1 – 1 pada 2 x 20 menit waktu resmi permainan.
Babak perpanjangan 2 x 5 menit pun telah memasuki fase yang kedua, Ketika kemudian terjadi sebuah kejadian yang tidak terpuji dan mencoreng nilai sportivitas. Kronologisnya dalam suatu 1 v 1 situation antara Dadan Moh Ramdhani dan Angga Kusuma ( STKIP ) di sektor kiri daerah pertahanan UNJ.
Stick Dadan yang lepas dilempar keluar lapangan permainan oleh Angga, kejadian tersebut uniknya lepas dari perhatian wasit . Wasit hanya memberi aba 2 terjadinya pelanggaran yang kemudian berlanjut dengan manuver self pass oleh Angga langsung ke daerah Circle Area pertahanan UNJ. Para pemain bertahan UNJ tidak memberikan reaksi atas pergerakan Angga, tidak menduga akan keputusan wasit yang diambil menyusul kejadian tidak sportif tersebut. Demikianlah Angga pagi itu jadi pahlawan STKIP melalui gol yang dihasilkannya, hanya 4 detik sebelum berakhirnya babak perpanjangan waktu.
Namun tim puteri dan tim putera yang tampil pada partai final berikutnya, berhasil mengobati kekecewaan tersebut dengan penampilan memukau. Tim puteri berhasil mempertahankan gelar, sekaligus memastikan predikat juara umum tetap di tangan UNJ. Tombak kembar Annur Amaliah dan Rwede Sabatine tak tertahankan, kontribusi gol dari kedua pemain tersebut membuyarkan ambisi STKIP dengan 2 gol tanpa balas. Kedua tim sebelumnya pernah bertemu pada babak penyisihan pool D, ketika itu STKIP harus menyerah dengan skor 0 - 3. Jika STKIP memenangkan gelar di kategori puteri ini, maka predikat gelar juara umum dipastikan akan menjadi milik mereka.
Partai final putera yang merupakan pertandingan terakhir dari rangkaian laga yang digelar sepanjang IHRPT – ITB ke 27 benar – benar menjadi ajang demostrasi ketangguhan tim putera UNJ. Obsesi terpendam tim putera Unnes Semarang untuk dapat membuat kejutan dan menjadi penguasa kategori putera lenyap seketika. Unnes yang sepanjang fase penyisihan tampil impresif, pada laga penting tersebut "terkunci" di segala lini lapangan permainan.
Manuver cepat yang menjadi ciri permainan mereka sebelumnya, siang itu ternyata kalah cepat dan kalah tenaga. Secara kasat mata jelas bahwa para pemain Unnes tidak tahan dengan tempo permainan tinggi yang dikembangkan UNJ. Centre Forward UNJ, Alvin yang merupakan pemain debutan dalam tim menjawab kepercayaan yang diberikan. Hatrick 3 golnya pada babak kedua laga krusial tersebut melengkapi gol pertama yang dihasilkan Defender Idang pada babak pertama. UNJ memastikan menjadi penguasa sektor putera IHRPT kali ini, melalui kemenangan 4 gol tanpa balas.
Tim putera UNJ memang punya catatan luar biasa dalam perjalanannya menuju posisi puncak kategori putera. Tidak terkalahkan sepanjang fase penyisihan pool, trend positif tersebut kemudian berlanjut pada babak ¼ final dan semi final. Mereka mendemostrasikan kolektivitas dan daya gedor yang bikin miris siapapun calon lawan. Sepanjang aksinya mereka mengemas 23 gol tanpa pernah sekalipun kebobolan. Selain menguasai kategori putera dan puteri pada IHRPT – ITB ke 27 ini, dua pemain UNJ terpilih pula sebagai pemain terbaik, masing – masing atas nama kapten tim puteri Annur Amaliah dan penjaga gawang tim putera Dea Permana. Ini masih dilengkapi pula dengan gelar pencetak gol paling produktif puteri, yang jatuh ketangan Rwede Sabatine. Demikianlah waktu boleh berputar, komposisi pemain boleh berganti karena regenerasi adalah sebuah proses natural. Hanya satu yang tak berganti yakni tradisi prestasi.Ever Onward Team UNJ.