BOLA SALJU PARADIGMA PEMBINAAN

Sejujurnya Even tersebut di atas bagi Perkumpulan Hoki UNJ tidak masuk dalam kalender Periodisasi Program Latihan untuk tahun 2012. Andaikan undangan tersebut sekedar sebuah kejuaraan Hoki lapangan, maka dipastikan akan langsung masuk dalam arsip surat masuk tanpa perlu tindak-lanjut. Namun undangan sebuah turnamen Hoki ruangan selalu punya nilai lebih tersendiri. Karena sejalan dengan paradigma pembinaan yang dianut, sehingga sungguh sayang untuk dilewatkan.
Setelah dalam 4 penyelenggaraan sebelumnya merupakan Field Hockey Tournament, yang dimainkan di atas lapangan rumput. Memasuki tahun ke V penyelenggaraannya, FHI Pengcab Surabaya melakukan sebuah langkah penting dengan melakukan pergantian format event menjadi sebuah kejuaraan Hoki ruangan (Indoor Hockey) antar perkumpulan (klub). Dengan membatasi usia peserta di bawah 23 tahun. Ini sebuah langkah penting yang pastinya dilandasi oleh pemikiran berhaluan progresif.
Adalah paradigma usang memaksakan fondasi pembinaan Olahraga Hoki di negeri ini pada permainan Hoki lapangan (Field Hockey), yang jelas – jelas saat ini kita amat sangat minim sarana.
Pada tingkat perguruan tinggi even Hoki ruangan memang bukan barang baru, ITB Bandung telah mempeloporinya sejak dekade 1980-an lalu, namun untuk kategori antar klub apa yang akan digelar FHI Pengcab Surabaya dalam beberapa hari kedepan patut mendapat pujian tersendiri.
Pengurus pusat Federasi Hoki Indonesia (PP FHI) penghujung tahun 2011 lalu, telah mencoba untuk memulai sebuah babakan baru pembinaan dengan menghadirkan even Hoki ruangan berskala Internasional, bertajuk Indonesia Open Indoor Hockey Tournament I yang berakhir dengan nilai "cukup".
Pada pagelaran perdana tersebut, PP FHI memang tampak gamang dengan memaksakan untuk mengakomodir 3 kategori pertandingan sekaligus ( perguruan tinggi, klub dan Pengprov ). Termasuk menempatkannya pula sebagai babak kualifikasi PON XVIII Riau.
Kritikpun kemudian banyak mengapung kepermukaan, mulai dari kondisi lapangan permainan yang tidak dipersiapkan dengan maksimal, sampai kepada proses penentuan pemenang yang mengadopsi regulasi even "kelas festival".
Semoga Kejuaraan Hoki ruangan Piala Walikota Surabaya ke V ini dapat menjadi inspirasi bagi PP FHI sebagai pemangku kebijakan, agar event Indonesia Open ke II mendatang lebih fokus dalam memastikan bentuk even sebagai sebuah turnamen yang bersifat antar perkumpulan saja.
Tentunya dengan catatan bahwa partisipan yang tampil memenuhi syarat keabsahan, merupakan perkumpulan yang terdaftar secara legal pada pengurus Provinsi FHI.
Akselerasi pembinaan berbasis Hoki ruangan adalah jurus yang diyakini paling bijak saat ini. Secara kuantitas sampai dengan berakhirnya dasawarsa ini, boleh jadi negeri ini akan tetap miskin sarana lapangan rumput sintetis. Dengan demikian untuk mengharapkan prestasi pada level yang lebih tinggi, negeri ini memang harus realistis dalam mensiasati proses pembinaan.
Saat ini, nilai nominal sebuah lapangan sintetis angkanya dipastikan akan membuat idealisme melemah. Sejauh inipun cuma ada satu lapangan sintetis yang memenuhi syarat di Senayan Jakarta, namun itupun konon kabarnya tidak laik pakai untuk sebuah International event menurut regulasi badan dunia FIH.
Prestasi adalah merupakan muara akhir dari sebuah proses panjang. Proses yang salah satu unsur penentunya adalah ketersediaan sarana. Dengan kondisi aktual seperti disebutkan di atas, maka upaya perburuan prestasi pada tingkatan yang lebih tinggi pada ajang Hoki lapangan adalah ibarat mengejar sebuah fatamorgana.
Tidak ada salahnya meniru langkah Iran dan negara – negara pecahan Uni Soviet yang kini terbukti mampu tampil pada jajaran elit peta Olahraga Hoki dunia melalui palagan Hoki ruangan.
Untuk mengembangkan Hoki ruangan dipastikan negeri ini tidak akan kekurangan sarana tempat latihan, karena untuk proses pemasalan setidaknya hanya dibutuhkan media seukuran lapangan Bola Basket yang sebagian besar sekolah pasti memilikinya. Jauh lebih masuk akal sehat, dibandingkan memaksakan lapangan rumput dengan kondisi lapangan yang sebagian besar pastinya sangat mengenaskan.
Semoga langkah yang diambil FHI Pengcab Surabaya menjadi bagian dari semangat pembaharuan. Turut memperbesar bola salju sebuah paradigma baru, proses pembinaan berbasis Hoki ruangan demi kemajuan prestasi Olahraga Hoki Indonesia. Selamat kepada FHI Pengcab Surabaya. (V)