UNFORGETABLE STRATEGY
Sebuah skandal memalukan menjadi lembaran hitam yang menandai hari terakhir perhelatan IHRPT-ITB tahun 2010 lalu. Invitasi Hoki ruangan mahasiswa yang di dekade 80 dan 90 an sempat menjadi event paling dinanti komunitas Hoki negeri ini tersebut tercoreng oleh tindakan tidak terpuji pemalsuan status pemain yang dilakukan oleh tim Hoki UPI Bandung.
Untuk pertama – kalinya pula sepanjang usia perhelatan yang telah memasuki tahun ke 25 penyelenggaraan, dua nomor partai final dengan sangat terpaksa tidak bisa dimainkan.
Partai final kategori puteri dan campuran yang sedianya menjanjikan partai klasik antara UNJ Jakarta dan UPI Bandung urung digelar menyusul hukuman diskualifikasi yang dijatuhkan pihak panitia penyelenggara atas tim puteri dan campuran UPI Bandung. Kejadian tersebut bak petir disiang bolong yang mengagetkan seluruh elemen kepanitiaan. Sebuah kejuaraan yang berakhir hampa tanpa klimaks.
Tiga pemain UPI terbukti mencederai semangat sportifitas dengan tindakan memalukan pemalsuan status mahasiswa. Sementara sesungguhnya ketiganya sudah tidak lagi berstatus mahasiswa.
Pemalsuan status kemahasiswaan dilakukan atas nama tiga pemain UPI yang sedianya akan tampil memperkuat tim puteri dan tim campuran atas nama Mega Maharani, Devy Siti Rochmah dan Arie Pujiyanti. Kasusnya terungkap tuntas menyusul protes keras yang dilakukan kubu UNJ.
Bukti otentik yang disodorkan berupa foto wisuda awalnya dengan berbagai alasan sempat ditolak panitia penyelenggara dengan dalih bahwa bukti foto tersebut tidak cukup kuat, boleh jadi merupakan hasil rekayasa digital. Namun kejelian tim investigasi UNJ dalam berburu fakta berujung pada temuan penting, berupa buku kenangan wisudawan UPI Bandung terbitan 2009 dan 2010.
Fakta dahsyat ini akhirnya mampu memaksa pihak panitia IHRPT-ITB 2010 untuk tanpa ragu menjatuhkan vonis yang kelak akan dikenang cukup lama sebagai lembaran hitam dalam sejarah kegiatan Hoki mahasiswa di republik ini. Untuk kali pertama sebuah partai final urung digelar karena salah satu kompetitor tersandung masalah keabsahan pemain....wow.....
Terlepas dari berhasil terungkapnya faktor memalukan tersebut yang berujung pada gagal tercapainya klimaks pertandingan partai pamungkas IHRPT-ITB 2010. Ada nilai positif tersendiri yang bisa dipetik, setidaknya IHRPT-2010 berhasil menghadirkan sebuah pembelajaran akan pentingnya nilai sportifitas.
Sesungguhnya sejak awal banyak pihak yang telah mengetahui mengenai “cacat status kemahasiswaan” para pemain UPI tersebut. Namun urung mengapungkannya kepermukaan karena berbagai pertimbangan.
Namun menyikapi hal tersebut di atas dan demi tegaknya nilai – nilai sportifitas dan demi perkembangan Olahraga Hoki khususnya di kalangan mahasiswa. UNJ memilih untuk mengangkat masalah krusial ini kepermukaan dalam bentuk protes resmi. Disinilah kami menggelar skenario cantik dengan cara kami.
Segala sesuatu menyangkut dampak yang akan ditimbulkan telah dipertimbangkan dengan matang, termasuk ultimatum kepada para pemain UNJ untuk tampil "All Out" dengan partai final sebagai harga mati. Tim UNJ harus sampai ke partai final karena merupakan pembuktian bahwa tanpa harus menghalalkan kiat kecurangan tim UNJ tetap bisa melaju sampai di partai puncak. Tentunya efek yang akan terjadi berbeda, andaikan surat protes dilayangkan sementara tim UNJ harus terhenti di babak awal...ga seru gitu loh. Termasuk dalam hal ini adalah pilihan hari “ H” dan jam “J” saat tepat untuk meledakan “ bom waktu”.
Demikianlah akhirnya dengan penuh percaya diri berbagai bukti dan temuan tersebut di racik dalam lembaran nota protes keabsahan pemain . Sebuah pembelajaran memang butuh momentum tepat untuk dapat menghadirkan efek jera ( semoga ).
Semua pembina dan pelatih, sutradara dibalik layar suatu tim tentu punya obsesi untuk menjadi yang terbaik. tapi bagaimanapun juga dibutuhkan kebesaran jiwa untuk menghormati koridor sportifitas tidak asal menghalalkan segala cara .
Pada kasus ini oknum pembina Hoki UPI jelas berada dibalik skenario tak terpuji tersebut. Sebagai insan Olahraga mereka tentunya sangat mengerti tentang regulasi keabsahan pemain.
IHRPT-ITB ke 25 telah resmi ditutup pada Minggu sore 3 October 2010 lalu, dengan keberhasilan tim Hoki UNJ untuk kesekian kalinya keluar sebagai pengumpul gelar terbanyak , gelar juara puteri dan campuran dilengkapi dengan gelar peringkat ke 3 di sektor putera, keseluruhan prestasi tersebut diraih dengan menjunjung tinggi nilai - nilai sportifitas.
Faktanya menghadapi even tersebut di atas, UNJ memilih mencoret dua pemain puterinya yang terlanjur diwisuda beberapa hari sebelum IHRPT - ITB 2010 digelar, dibandingkan mencoba mensiasati status pemain melalui kiat - kiat tak terpuji di atas selembar kartu mahasiswa palsu, demi memaksakan sebuah kemenangan semu ...
Mudah-mudahan aib yang dilakukan tim Hoki UPI Bandung tidak terulang di masa mendatang, semoga pula kejadian ini menjadi sebuah pembelajaran bagi pembina Hoki di perguruan tinggi manapun di negeri ini, bahwa sebuah prestasi akan lebih indah jika itu ditegakan di atas fondasi sportifitas.
Kemenangan ataupun kekalahan suatu tim adalah bagian yang terindah dari sebuah permainan...Semoga di masa mendatang para pembina tim Hoki UPI menyadari itu....